Selasa, 10 Januari 2017

Profil Zakir Naik

Zakir Naik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Zakir Naik
Dr Zakir Naik.jpg
Lahir Zakir Abdul Karim Naik
18 Oktober 1965 (umur 51)
Mumbai, Maharashtra, India
Pendidikan Kishinchand Chellaram College
Alma mater University of Mumbai
Pekerjaan ulama Islam, dokter medis, orator
Tahun aktif 1991–sekarang
Anggota dewan dari Islamic Research Foundation
Agama Islam
Pasangan Farhat Naik
Situs web www.irf.net
www.peacetv.tv
Zakir Abdul Karim Naik (bahasa Hindi: ज़ाकिर अब्दुल करीम नायक; lahir 18 Oktober 1965; umur 51 tahun) adalah seorang pembicara umum Muslim India, dan penulis hal-hal tentang Islam dan perbandingan agama. Secara profesi, ia adalah seorang dokter medis, memperoleh gelar Bachelor of Medicine and Surgery (MBBS) dari Maharashtra, tapi sejak 1991 ia telah menjadi seorang ulama yang terlibat dalam dakwah Islam dan perbandingan agama. Ia menyatakan bahwa tujuannya ialah membangkitkan kembali dasar-dasar penting Islam yang kebanyakan remaja Muslim tidak menyadarinya atau sedikit memahaminya dalam konteks modernitas.
Zakir Naik adalah pendiri dan presiden Islamic Research Foundation (IRF)[1], sebuah organisasi nirlaba yang memiliki dan menyiarkan jaringan saluran TV gratis Peace TV dari Mumbai, India.

Biografi

Zakir Naik lahir pada tanggal 18 Oktober 1965 di Mumbai (Bombay pada waktu itu), India dan merupakan keturunan Konkani.[2] Ia bersekolah di St. Peter's High School (ICSE) di kota Mumbai. Kemudian bergabung dengan Kishinchand Chellaram College dan mempelajari kesehatan di Topiwala National Medical College and Nair Hospital di Mumbai. Ia kemudian menerima gelar MBBS-nya di University of Mumbai. Tahun 1991 ia berhenti bekerja sebagai dokter medis dan beralih di bidang dakwah atau proselitisme Islam[3]
Naik mengatakan ia terinspirasi oleh Ahmed Deedat[4] yang telah aktif di bidang dakwah selama lebih dari 40 tahun.[5] Menurut Naik, tujuannya adalah "berkonsentrasi pada remaja Muslim berpendidikan yang mulai meragukan agamanya sendiri dan merasa agamanya telah kuno"[6] dan adalah tugas setiap Muslim untuk menghilangkan kesalahpahaman tentang Islam untuk melawan apa yang ia anggap sebagai bias anti-Islam oleh media Barat setelah serangan 11 September 2001 terhadap Amerika Serikat. [7] Ia telah berceramah dan menulis sejumlah buku tentang Islam dan perbandingan agama[8] juga hal-hal yang ditujukan untuk menghapus keraguan tentang Islam.[9] Sejumlah artikelnya juga sering diterbitkan di majalah India seperti Islamic Voice.[10][11][12]
Thomas Blom Hansen, seorang sosiolog yang memegang posisi akademik di berbagai universitas, telah menulis bahwa gaya Naik mengabadikan Qur'an dan hadits dalam berbagai bahasa, dan bepergian ke berbagai negara untuk membicarakan Islam bersama para teolog, telah menjadikannya sangat terkenal di lingkungan Muslim dan non-Muslim. Meskipun ia biasa berbicara kepada ratusan hadirin, dan kadang ribuan hadirin, justru rekaman video dan DVD ceramahnya yang banyak didistribusikan. Perkataannya biasa direkam dalam bahasa Inggris, untuk disiarkan pada akhir pekan di sejumlah jaringan TV kabel di lingkungan Muslim Mumbai,[6] dan di saluran Peace TV, which he co-promotes. [1][13] Topik yang ia bicarakan mencakup: "Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern", "Islam dan Kristen", dan "Islam dan Sekularisme", di antara yang lain.[6]

Ceramah, debat dan kontroversi

Naik telah mengadakan banyak debat dan ceramah di seluruh dunia, ia biasa mengadakannya di Mumbai, India, dan setiap tahun sejak 2007 ia memimpin Konferensi Damai 10 hari di Somaiya Ground, Sion, Mumbai dengan cendekiawan lainnya, termasuk politikus Malaysia, Anwar Ibrahim pada 2008. [14]
Tahun 2004, Naik mengunjungi Selandia Baru[15] dan kemudian ibu kota Australia atas undangan Islamic Information and Services Network of Australasia. Dalam konferensinya di Melbourne, menurut jurnalis Sushi Das, "Naik memuji superioritas moral dan spiritual Islam dan mencerca kepercayaan lain dan bangsa Barat secara umum", menambahkan bahwa kata-kata Naik "mendorong jiwa keterpisahan dan memperkuat pemisahan". [16]
Bulan 1 April 2005, Naik terlibat dalam debat dengan William Campbell, topiknya ialah Islam dan Kristen dalam konteks ilmu pengetahuan, di mana keduanya membicarakan dugaan kesalahan ilmiah di dalam kitab suci.[17]
Khushwant Singh, seorang jurnalis India, mengatakan bahwa kata-kata Naik "kejam" dan "mereka jarang masuk debat tingkat sarjana perguruan tinggi, di mana kontestan bersaing dengan yang lainnya untuk memperoleh nilai terbaik".[18][19]
Analis politik Khaled Ahmed menganggap bahwa Zakir Naik, menurut klaim superioritas Islam terhadap keyakinan religius lain, mempraktikkan apa yang ia sebut Orientalisme mundur. [20] Dalam sebuah ceramah di Melbourne University, Naik mengatakan bahwa hanya Islam yang memberikan wanita kesamaan sejati.[21] Ia menyatakan pentingnya penutup kepala dengan menganggap bahwa "pakaian Barat yang terbuka" membuat wanita lebih mungkin mengalami pelecehan seksual.[22]
Tanggal 21 Januari 2006, Naik mengadakan sebuah dialog antaragama dengan Sri Sri Ravi Shankar. Acara ini mengenai konsep Tuhan dalam Islam dan Hinduisme, tujuannya ialah memberikan kesepahaman antara dua agama besar India, dan mengeluarkan kesamaan antara Islam dan Hinduisme, seperti bagaimana berhala dilarang. Diadakan di Bangalore, India dengan 50.000 orang memadati Palace Grounds.[23]
Bulan August 2006, kunjungan dan konferensi Naik di Cardiff (Britania Raya) menjadi obyek kontroversi ketika MP (anggota parlemen) Wales David Davies meminta acaranya dibatalkan. Ia menyebutnya seorang 'penjual kebencian', dan mengatakan pandangannya tidak pantas memperoleh 'platform publik'; Muslim dari Cardiff, mempertahankan hak berbicara Naik di kota mereka. Saleem Kidwai, Sekretaris Jenderal Muslim Council of Wales, tidak setuju dengan Davies, menyatakan bahwa "orang-orang yang mengenalnya (Naik) tahu bahwa ia adalah salah satu orang paling tidak kontroversial yang pernah ada. Ia berbicara tentang kesamaan antar agama, dan bagaimana kita harus hidup selaras dengan mereka", dan mengundang Davies untuk membicarakan lebih jauh dengan Naik secara pribadi di konferensi ini. Konferensi tetap berjalan, setelah dewan Cardiff mengatakan bahwa mereka senang apabila ia tidak berceramah dengan pandangan ekstremis.[24][25]
Setelah sebuah ceramah oleh Paus Benediktus XVI bulan September 2006, Naik menantang debat publik langsung dengannya, tetapi ditolak oleh Sri Paus.[26]
Bulan November 2007, IRF mengadakan konferensi dan pameran Islam internasional 10 hari bertemakan Konferensi Damai di Somaiya Ground di Mumbai. Ceramah tentang Islam dilaksanakan Naik juga dua puluh cendekiawan Islam lainnya dari seluruh dunia.[27]
Selama salah satu ceramahnya, Naik memprovokasi kemarahan di antara anggota komunitas Syiah di konferensi itu ketika ia menyebutkan kata-kata "Radhiyallah taa'la anhu" (berarti 'Semoga Allah mengampuninya') setelah menyebut nama Yazid I dan menyebutkan bahwa Pertempuran Karbala hanya berdasarkan politik.[28] Lainnya mempercayai komentar ini disengaja.[29]
Dalam terbitan 22 Februari 2009, Indian Express membuat daftar "100 Orang India Terkuat 2009" di antara satu miliar penduduk India, Zakir Naik masuk peringkat 82. Dalam daftar khusus "10 Guru Spiritual Terbaik India", Zakir Naik ada di peringkat 3, setelah Baba Ramdev dan Sri Sri Ravi Shankar, menjadi satu-satunya Muslim di daftar ini.

Biografi Carlos Tevez


Sabtu, 13 Agustus 2016

Carlos Alberto Tévez (terlahir Carlos Alberto Martínez, lahir di Ciudadela, Buenos AiresArgentina5 Februari 1984; umur 32 tahun) adalah seorang pemain sepak bola asal Argentina yang bermain sebagai striker untuk Manchester City (2009-2013), dan saat ini bermain untuk Juventus di Serie AItalia dan tim nasional Argentina.
Tévez memulai karier sebagai pemain yunior di All Boys dan Boca Juniors. Ia juga pernah bermain untuk Boca Juniors,CorinthiansWest Ham United, dan Manchester United F.C. sebelum bergabung dengan Manchester City. Tévez telah tiga kali terpilih sebagai Pemain Terbaik Amerika Selatan (2003, 2004, 2005). Ia dan Dimitar Berbatov menjadi topskor Liga Utama Inggris musim 2010-11 dengan torehan 20 gol. Tévez memperoleh medali emas saat memperkuat timnas Argentina U23 diOlimpiade Athena 2004. Ia telah memperkuat timnas senior Argentina sejak tahun 2004.

Kehidupan pribadi[sunting | sunting sumber]

Tévez lahir dengan nama Carlos Alberto Martínez. Orang tuanya mengganti nama belakangnya, yang adalah nama ibunya, saat terjadi konflik antara All Boys dan Boca Juniors.[2] Ia sering juga dipanggil Carlitos. Tévez memiliki bekas luka bakar yang menjalar dari telinga sebelah kanan hingga dadanya, yang didapat karena kecelakaan tersiram air mendidih sewaktu masih kanak-kanak.[3] Ia menolak tawaran untuk menghilangkan bekas luka tersebut dengan operasi plastik oleh pihak Boca Junior.[4]

Karier Klub[sunting | sunting sumber]

Boca Juniors[sunting | sunting sumber]

Tévez menjalani pertandingan debutnya untuk Boca Juniors melawan Talleres de Córdoba pada Torneo Apertura musim 2001–02, 21 Oktober 2001 sewaktu berumur 16 tahun. Boca Juniors menjadi juara Piala Libertadores tahun 2001 dan menghadapiBayern Munchen dalam ajang Piala Interkontinental 2001, dimana mereka kalah 1–0.
Selama musim 2002-03 Liga Utama Argentina, Tévez mengumpulkan 10 gol dari 32 kali penampilan untuk Boca. Boca Juniors berpartisipasi pada Piala Libertadores 2003 dan menembus babak final untuk menghadapi Santos. Boca Juniors menang agregat 5–1 dan Tévez dinobatkan menjadi pemain terbaik dalam turnamen tersebut.
Selama musim 2003-04, Tévez mencetak 12 gol dari 23 penampilan. Pada musim ini, Boca menjadi juara Torneo Apertura dan Piala Interkontinental 2003.[5] Boca pun menjuarai Copa Sudamericana 2004 setelah menang atas klub asal BoliviaBolívar dengan agregat 2–1.

Corinthians[sunting | sunting sumber]

Januari 2005, Tévez pindah ke sebuah klub Série A Brazil Corinthians. Tévez menjadi kapten pada musim 2005-2006. Pada musim tersebut ia menjadi pemain terbaik liga versiKonfederasi Sepak Bola Brasil. Ia menjadi pemain non-Brazili pertama yang mendapat penghargaan tersebut sejak 1976.[6]

West Ham United[sunting | sunting sumber]

Tévez bersama West Ham United.
Pada 23 Agustus 2006, Sky Sports melaporkan bahwa Tévez menolak bermain untuk Corinthians.[7] Tévez memberikan konfirmasi pada situs pribadinya pada 31 Agustus bahwa ia dan Javier Mascherano telah menandatangani kontrak final untuk West Ham United dengan biaya yang tidak diungkapkan.[7] Laporan media juga menspekulasikan bahwa ada klub Liga Utama Inggris lain yang tidak jadi mengikat kontrak dengan dua pemain ini karena ketentuan-ketentuan yang ditetapan pihak ketiga (dalam hal ini, MSI and Global Soccer Agencies), yang memegang hak kepemilikan kedua pemain ini.[8] Pada bulan April 2007, West Ham didenda 5.5 juta poundsterling akibat melanggar peraturan Liga Utama Inggris atas kontrak Tévez dan Mascherano. Tévez pun akhirnya kembali diperbolehkan main bersama West Ham di Liga Primer setelah dilakukan beberapa perubahan dalam kontraknya dengan pihak ketiga.[9] Masih di bulan yang sama, Tévez dikukuhkan sebagai Pemain Terbaik Tahunan The Hammer.[10]
Pada pertandingan penentu di akhir musim kontra Manchester United pada 13 Mei, Tévez menjadi pahlawan bagi West Ham dengan mencetak satu-satunya gol kemenangan. Berkat golnya ini, West Ham terselamatkan dari degradasi.[11]

Manchester United[sunting | sunting sumber]

Tévez bersama Manchester United
Manchester United akhirnya resmi memboyong Tevez dengan status pinjaman pada 10 Agustus 2007[12] setelah melalui saga transfer yang melibatkan ketiga pihak (West Ham, Manchester United dan MSI).[13][14][15] [16] Ia melakoni debutnya pada 15 Agusutus menggantikan Wayne Rooney yang cedera, pada pertandingan melawan Portsmouth.[17] Pada 23 September, ia mencetak gol pertamanya bagi Manchester United saat mengalahkan Chelsea 2–0. Pada bulan November, pelatih Manchester United Alex Ferguson memberikan konfirmasi bahwa klub akan mengikat kontrak Tévez secara permanen.[18]
Ketika ia kembali ke Upton Park untuk laga tandang pada 29 Desember, para pendukung West Ham bertepuk tangan menyambut hangat Tévez dan menyanyikan lagu "There's Only One Carlos Tévez". Ia pun membalas sambutan tersebut dengan menyilangkan kedua lengannya di dada, isyarat dari simbol palang pada logo West Ham.[19]
Tévez mencetak total 5 gol untuk Manchester United pada Liga Champions musim 2007–08. Ia juga mecetak gol penalti pertama (babak adu penalti) kala melawan Chelsea pada pertandingan final, yang mana dimenangkan oleh Manchester United dengan skor akhir 6–5 (setelah 90 menit dan perpanjangan waktu skor tetap 1-1).[20]
Pada 10 Mei 2009, Tévez menyatakan bahwa waktunya di Manchester United akan habis pada akhir musim panas musim tersebut. Ia kecewa karena tidak kunjung ditawarkan kontrak permanen oleh klub. Pada hari yang sama Tévez masuk dalam starting XI dalam derby Manchester. Ia mencetak gol kedua bagi Manchester United pada pertandingan tersebut, yang mana membuat sebagian suporter bersenandung "Fergie, sign him up". Namun sang pelatih Alex Ferguson, tidak menghiraukannya.[21]
Pada pertandingan selanjutnya kontra Wigan Athletic, Tévez masuk menjadi pemain pengganti pada menit 58 dan mencetak gol penyeimbang tiga menit kemudian dengan sentuhan tumit belakangnya. Masuknya ia pada pertandingan ini seketika meningkatkan performa tim. Michael Carrick akhirnya mencetak gol penentu kemenangan pada menit 86. Usai pertandingan, untuk menenangkan sebagian besar fans, Alex Ferguson mengumumkan bahwa klub akan memulai pembicaraan untuk konrak permanen Tévez. Walaupun akhirnya Manchester United telah sepakat dengan opsi gaji 25.5 juta poundsterling dan kontrak lima tahun, yang akan menjadikannya pemilik gaji tertinggi di klub, Tévez menolak tawaran tersebut atas saran penasihatnya.[22]

Manchester City[sunting | sunting sumber]

Tevez bergabung dengan rival sekota Manchester United, Manchester City, setelah kontraknya dengan United habis pada bulan Juli 2009
Setelah negoisasi yang berlarut-larut, Tévez akhirnya meneken kontrak lima tahun dengan tetangga rival Manchester United, Manchester City, setelah dilakukan tes medis pada 14 Juli 2009.[23] Kontraknya dengan Manchester City tersebut, menjadikan Tévez sebagai pemain pertama yang pindah antara dua klub Manchester, sejak kepindahan Terry Cooke dari United ke City pada 1999.[24] Setelah berhasil memboyong Tévez, Manchester City memasang papan reklame biru bertuliskan "Welcome to Manchester" dengan gambar Tévez sebagai latar belakang. Papan reklame ini didirikan di suatu bagian kota Manchester yang mengarah ke Salford dan Trafford, lokasi dari Old Trafford.[25]
Debutnya untuk City dimulai sebagai pemain pengganti ketika bertandang melawan Blackburn Rovers yang berakhir 2–0 untuk kemenangan City. Gol pertamanya untuk klub dicetak pada 27 Agustus 2009 ke gawang Crystal Palace pada babak kedua Piala Liga Inggris.[26]
Tévez mencetak gol pertama dan keduanya dalam ajang Liga Utama Inggris bersama City saat menang 3–1 atas mantan klubnya, West Ham United.[27] Tévez pun menjelma menjadi pemain andalan City dengan sumbangan gol-golnya. Bulan Desember 2009, untuk pertama kalinya ia dianugerahi predikat Pemain Terbaik Bulanan Liga Utama Inggris.[28] Pada akhir tahun pertamanya di Manchester City, ia dianugerahi dua penghargaan. Pemain Terbaik Tahunan Etihad dan Pemain Terbaik Tahunan Pilihan Pemain.[29]
Pada 18 Agustus 2010, ia diangkat menjadi kapten klub oleh pelatih Roberto Mancini, menggantikan Kolo Touré.[30] Tévez melanjutkan tren positif dengan torehan-torehan golnya pada musim 2010–11, dimulai dengan sepasang gol kala mengandaskan Liverpool 3-0.[31]Sampai akhirnya ia mencetak gol ke 50-nya bagi Manchester City hanya dalam 73 pertandingan.[32] Menjadikannya berada pada peringkat kedua pemain yang paling cepat mencetak 50 gol bagi Manchester City, di bawah Derek Kevan dengan rekor 64 pertandingan.
Setelah absen karena cedera hamstring pada pertandingan semi final Piala FA, kala City mengalahkan Manchester United 1-0 di Wembley Stadium, Tévez kembali menjadi kapten saat City menjadi juara usai mengalahkan Stoke City pada pertandingan final.[33]
Penampilan perdana Tévez pada musim selanjutnya adalah ketika pertandingan kontra Bolton Wanderers saat menggantikan Sergio Agüero pada menit 68. Walaupun ban kapten dialihkan pada Vincent Kompany pada musim tersebut, Tévez menyatakan bahwa ia bahagia dan tidak akan pindah dari klub Manchester tersebut.[34] Tévez kembali menjadi starter saat pertandingan melawan Wigan Athletic yang mana pada pertandingan tersebut ia gagal mencetak gol lewat titik putih. Namun ia tetap bermain baik sepanjang pertandingan, yang berakhir dengan skor 3–0 untuk kemenangan City lewat trigol Agüero. Pada 14 September Tévez tampil pada laga perdana City di ajang Liga Champions melawan Napoli menggantikan Edin Džeko, yang berkesudahan 1–1.

Konflik Bayern München[sunting | sunting sumber]

Pada 27 September 2011, Tévez menjadi pemain cadangan pada pertandingan City melawan Bayern Munich.[35] Mancini mengklaim bahwa Tévez menolak bermain sebagai pengganti pada babak kedua, saat City tertinggal 2–0, namun Tévez menyangkalnya dan menyatakan bahwa kejadian ini hanyalah sebuah kesalahpahaman.[36] Aksi Tévez tersebut menerima kecaman luas dari berbagai pakar dan komentator,[37] sementara Mancini menyatakan bahwa ia ingin Tévez "keluar dari Manchester City", dan tidak akan pernah bermain lagi untuk klub.[38] Setelahnya, status Tévez ditangguhkan maksimal dua pekan untuk melakukan investigasi atas masalah ini.[39] Menindaklanjuti diskusi dengan Roberto Mancini, Sheikh Mansour meletakkan Tévez pada sebuah situasi, yang mana pemain Argentina ini akan tetap digaji penuh, dengan catatan ia harus menjauh dari kamp latihan Manchester City. Klub tetap akan menahan semua dokumennya sampai 2014 walaupun ada klub yang membelinya. Yang berarti ia tidak bisa bermain untuk klub sepak bola apapun walau Manchester City telah menjualnya. Satu-satunya klub sepak bola yang ia bisa main di dalamnya adalah tim nasional Argentina.[40] Di luar semua itu, peraturan FIFA membolehkan seorang pemain untuk memutuskan kontrak jika dimainkan pada kurang dari sepuluh persen dari seluruh pertandingan resmi dalam satu musim.[41]

Kembali ke tim utama[sunting | sunting sumber]

Setelah gagal pindah ke klub lain pada bursa transfer musim dingin, Carlos Tévez dikenankan denda dan kembali ke Manchester City untuk mengikuti sesi latihan pada 14 Februari 2012 dengan dukungan dari teman-temannya sesama pemain.[42][43] Mancini menyatakan bahwa ia siap untuk menyambut kembali Tévez dalam skuad untuk meningkatkan daya saing City dalam merengkuh titel Liga Primer.[44] Ia pun diberikan program khusus untuk mengembalikan kebugarannya. Pada 21 Februari, Tévez secara terbuka meminta maaf "dengan ikhlas dan tanpa syarat" atas perilakunya dan menarik banding atas keputusan denda yang dijatuhkan City.[45][46]
Tévez kembali masuk ke skuad utama Manchester City pada laga kandang melawan Chelsea, 21 Maret. Masuk menggantikan Nigel de Jong pada menit 66, ia memberikan umpan untuk gol penentu yang dicetak Samir Nasri. City menang 2-1.[47] Gol pertamanya pada musim ini hadir empat pertandingan kemudian, yaitu gol ketiga City kala mengalahkanWest Bromwich Albion 4–0 pada 11 April.[48] Pada 14 April, Tévez mencetak hat-trick dan menyumbang satu assist pada pertandingan melawan Norwich City.[49] Ia juga bermain pada pertandingan penentuan gelar juara Liga Primer kontra Queens Park Rangers pada 13 Mei.[50]
Pada permulaan musim 2012–13, Roberto Mancini memberikan konfirmasi bahwa Tévez akan tetap bertahan di Manchester City.[51] Pada 12 Agustus 2012, Tévez mencetak gol kedua Manchester City saat mengalahkan Chelsea 3-2 pada partai Community Shield 2012.[52] Pada akhir pekan selanjutnya, ia mencetak gol pertamanya pada Liga Primer musim ini saat melawan Southampton.[53] Pada 26 Agustus, Tévez mencetak gol ketiganya pada tiga pertandingan terakhir, saat ditahan imbang 2–2 oleh Liverpool. Gol tersebut merupakan gol ke 100-nya selama berkarier di Inggris.[54] Pekan selanjutnya, ia mencetak gol penutup saat mengalahkan QPR 3-1. Gol ini menjadikannya pemain pertama Manchester City yang mencetak 50 gol bagi klub pada Liga Utama Inggris.[55]
Dia mempersembahkan gelar Liga Primer dan Piala FA. Tevez mencetak 74 gol dalam 184 pertandingan. Pemain Argentina itu mengoleksi 11 gol musim lalu saat City berada di peringkat dua di belakang Manchester United.

Juventus[sunting | sunting sumber]

Setelah empat tahun membela Manchester City, Tevez pun memutuskan pindah ke Italia. Klub Juventus memastikan mendapatkan tanda tangan Carlos Tevez. Pada 26 Juni 2013, Juventus menulis keterangan lewat Twitter di akun resmi klub, yang menyatakan Tevez bergabung dengan Juventus. Tulisan itu disertai foto Tevez memegang kostum Juventus. Tevez bergabung dengan Juventus untuk kontrak tiga tahun dengan nilai pembelian sebesar Rp140 miliar rupiah.[56]
Pada tanggal 23 Februari 2014, ia mencetak satu-satunya gol dalam kekalahan 1-0 Juve dari Torino di Derby della Mole.[57]
Pada tanggal 16 September 2014, Tevez mencetak dua gol dalam kemenangan Juventus 2-0 melawan Malmö FF di babak penyisihan grup Liga Champions, gol pertamanya dalam kompetisi sejak 2009.[58]

Karier Internasional[sunting | sunting sumber]

Tevez bersama Argentina diBoleyn Ground pada 2014
Tévez pertama kali bermain untuk Argentina saat Piala Dunia FIFA U-17. Pada Olimpiade Athena 2004, ia memperoleh medali emas dan mencetak 8 gol yang menjadikannya top skor di kompetisi tersebut. Ia menjadi pencetak gol kedua terbanyak dunia di semua ajang internasional selama tahun 2004 dengan total 16 gol, selisih satu gol dari pemain depan IranAli Daei.[59]
Tévez memperkuat negaranya saat putaran final Piala Dunia FIFA 2006. Namun ia hanya mampu melesakkan satu gol kala melumat Serbia dan Montenegro 6-0 pada 16 Juni. Di luar segala prestasinya, ia pernah dua kali diusir dari lapangan selama Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2010. Pertama, ketika melawan kolombia pada 21 November 2007 setelah menendang salah seorang pemain belakang Kolombia, Rubén Darío Bustos di menit 24.[60] Berikutnya pada 9 September 2009, ia mendapat kartu merah setelah terlambat melakukan tackling terhadap Darío Verón di menit 31, pada pertandingan yang berakhir imbang 1-1 kontra Paraguay. Tévez kemudian meminta maaf atas insiden tersebut.[61]Pada babak 16 besar Piala Dunia FIFA 2010 yang digelar di Afrika Selatan, Tévez berhasil mencetak dua gol ketika bertanding melawan Meksiko. Gol pertamanya yang berupa sundulan, mengundang kontroversi karena sebelumnya ia sudah dalam posisi offside.[62] Tévez mencetak gol keduanya dengan tendangan keras dari luar kotak penalti.
Setelah pengangkatan Alejandro Sabella sebagai pelatih pada Juli 2011, Tevez tidak dipilih dalam skuad Argentina selama tiga tahun, dan tim selesai sebagai runner-up di Piala Dunia FIFA 2014.[63]
Pada tanggal 27 Oktober 2014, manajer baru Gerardo Martino memanggil Tevez untuk pertandingan persahabatan melawan Portugal dan Kroasia.[64] Dia kembali ke sepak bola internasional pada tanggal 12 November 2014, di Boleyn Ground, dalam kemenangan 2-1 melawan Kroasia.[65]

Prestasi[sunting | sunting sumber]

Klub[sunting | sunting sumber]

Boca Juniors
Corinthians
Manchester United
Manchester City

Internasional[sunting | sunting sumber]

Individual[sunting | sunting sumber]